NawirFikri – Halo
semua, kali ini saya akan berbagi tentang dengan Bersedekah bisa menolak musibah.
Dari Ust. M.
Junaidi Sahal.
Allah berfirman (yang artinya) : “Maka siapa yang suka memberi dan bertakwa kepada (Tuhannya), serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), Kami sungguh akan memudahkan baginya jalan menuju kebahagiaan. Tetapi siapa yang bakhil dan puas dengan dirinya sendiri, serta mendustakan adanya pahala yang terbaik, kami akan memudahkan baginya jalan menuju kemalangan” (Al Lail 5 – 10).Allah berfirman (yang artinya) : “Maka siapa yang suka memberi dan bertakwa kepada (Tuhannya), serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), Kami sungguh akan memudahkan baginya jalan menuju kebahagiaan. Tetapi siapa yang bakhil dan puas dengan dirinya sendiri, serta mendustakan adanya pahala yang terbaik, kami akan memudahkan baginya jalan menuju kemalangan” (Al Lail 5 – 10).
Imam Bukhori mengomentari ayat tersebut dengan meriwayatkan
hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda :”Setiap hari dua
malaikat turun ke bumi, salah seorang dari mereka berkata,’Ya Allah, gantilah
harta orang yang bersedekah di jalanMu (dengan rizki yang banyak).’. sedangkan
yang satunya lagi berkata,’Ya Allah, binasakan harta orang yang menahan
hartanya untuk disedekahkan.’”.
Ayat dan hadis tersebut memberikan gambaran tentang manusia
yang dermawan dan manusia-manusia yang bakhil-manusia yang takut untuk
membelanjakan hartanya dijalan Alloh.Dan nash-nash itu juga menggambarkan
tentang islam sebagai agama unifersal yang disamping menekankan hubungan
seorang hamba dengan Tuhannya juga menekankan pada hubungan dengan sesamanya
untuk saling berbagi kesenangan dan kebahagiaan.Kewajiban untuk saling berbagi
dengan sesama manusia tertuang dalam bentuk kewajiban berzakat atau ke-sunnahan
bershodaqoh.Kewajiban tersebut sama pentingnya dengan kewajiban-kewajiban yang
lain dalam islam,seperti kewajiban sholat.Dan begitu pentingnya hingga Abu
Bakar berkata;”Demi Alloh! Aku akan memerangi mereka yang memisahkan
(membeda-bedakan ) sholat dengan zakat…”
Meskipun demikian masih banyak manusia-manusia yang kaya
secara ekonomi tapi enggan untuk mengeluarkan hartanya dijalan Alloh.Mereka
sangat mencintai dunia hingga ketakutan berkurang hartanya bahkan mereka
ketakutan meninggalkan hartanya karena kematian.
Mereka takut mati sehingga mereka tidak peduli pada
penderitaan rakyat kecil yang kekurangan dan kelaparan.Inilah manusia-manusia
yang terjangkit dengan wahn(penyakit cinta dunia dan takut mati).Mereka tidak
tahu bahwa shodaqoh atau zakat akan membersihkan hartanya dari hal-hal yang
mungkin mengotorinya ketika mendapatkannya sehingga hartanya semakin berkah dan
juga membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
terhadap harta.
Dan mensucikan hatinya denga menumbuhkan sifat-sifat
kebaikan sehingga hidupnya semakin tenang dan karenanya semakin semangat
bekerja.Maha benar apa yang di firmankan Alloh SWT (artinya):”Ambillah zakat
dari sebagian harta mereka,dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka…” (At-taubah 103).
Dan kalau diperhatikan secara cermat pada kondisi masyarakat
yang kaya secara financial tapi tidak berjiwa sosial sehingga tidak mau
bershodaqoh, disamping karena terjangkit wahn juga di sebabkan oleh beberapa
hal sebagai berikut:
Pertama, Tidak
meyakini dalam dirinya bahwa milik Allah segala apa yang ada di langit dan di
bumi.Dan mereka beranggapan bahwa hartanya adalah miliknya,yang dihasilkan
semata-mata dari usaha kerasnya.Inilah jiwa manusia yang kapitalis dan
oportunis yang meninggalkan Alloh dalam kehidupannya.Padahal kalau dipikir
dengan landasan iman pasti akan sampai pada keyakinan bahwa apa yang dimiliki
oleh manusia dibumi adalah sekedar titipanNya yang suatu saat akan ditarik
kembali seluruhnya oleh Allah swt. Allah berfirman (yang artinya) :”Kepunyaan Allahlah
yang ada di langit dan di bumi, dan kepada Allahlah dikembalikan segala
urusan”(Ali Imran 109). Ketidak yakinan akan kepemilikan Allah tersebut tidak
hanya menyebabkan seseorang untuk sulit bersedekah dengan sesamanya, bahkan
mereka mengambil hak milik orang lain secara paksa, seperti korupsi atau
perampokan terhadap rakyat kecil.
Kedua, Mereka
selalu mengumpulkan harta untuk kepentingan pribadi dan menganggap harta
tersebut abadi. Sebagaimana digambarkan oleh Allah swt dengan istilah “Jama’a
wa lan wa ‘ad-da da, yahsabu anna-malahu akhladah”(Al Humazah 2-3). Mereka
selalu berhitung untung dan ruginya ketika akan berinfaq, kalau ada kepentingan
politis dan popularitas maka ia akan berinfaq, tapi jika tidak ada keuntungan
untuk dirinya yang bersifat duniawi tersebut maka mereka akan menahan hartanya,
tidak tahukah mereka bahwa rasulNya pernah bersabda :”Janganlah kau tahan
uangmu( dengan menghitung untung atau rugi) dan menyimpannya (karena takut uang
itu habis dibelanjakan dijalan Allah) karena Allah akan menahan anugerahNya
darimu” (Bukhori)
Ketiga, Mereka
tidak memahami manfaat shodaqoh, Karena yang ada dalam pikiran mereka uang /
hartanya akan berkurang jika dipotong dengan shodaqoh kepada orang-orang yang
membutuhkan. Padahal rasulullah saw bersabda :”Siapapun yang dibuat kaya raya
oleh Allah swt dan tidak membayarkan zakat kekayaannya, maka pada hari kiamat,
kekayaannya akan diubah menjadi ular beracun dengan dua tanda hitam diatas
matanya. Ular itu akan melilit lehernya dan berkata,’Akulah kekayaanmu,akulah
hartamu’,kemudian nabi saw membacakan ayat (artinya):”Dan janganlah orang yang
bakhil dengan apa yang diberikan Allah kepadanya dari karuniaNya mengira
(kebaikan) itu lebih baik baginya. Segala yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan
dilehernya kelak pada hari kiamat…”Ali Imran 180” (Bukhori). Seandainya mereka
mengerti betapa besar manfaat bershodaqoh , sehingga ada sebuah ungkapan yang
berbunyi,”As shodaqota tadfa’u al bala’”, Shodaqoh menolak bala’
(bahaya/musibah),pastilah mereka akan mendermakan hartanya dan tidak takut
miskin karenanya.
Wallohu A’lam.
Semoga bermanfaat..
0 komentar:
Posting Komentar