NawirFikri

Cagar Budaya Kota Surabaya "Jembatan Petekan"

Ditulis Oleh life is te way pada Jumat, 09 November 2018



Sebuah jejak Cagar Budaya yang berada di Kota Pahlawan semakin tidak kita kenali bahkan tidak kita singgahi, ngomong-ngomong Cagar Budaya itu apa sih? Cagar Budaya adalah warisan budaya dapat berupa benda ataupun bangunan yang perlu dilestarikan dan dijaga.

Dalam menyambut hari pahlawan yang bertempatan pada tanggal 10 November 2018 membawa saya menelusuri jejak-jejak sejarah pahlawan yang berada di Kota Surabaya dengan tagline #JelajahCagarBudayaSurabaya.

Saya mendapat tantangan dan manfaat lebih untuk mengenal lebih dalam bagaimana cagar budaya yang ada di Kota Surabaya menorehkan saksi dan kenangan terhadap peristiwa tumpah darah pada 10 November 1945. 

Sebenarnya, banyak sekali tempat bersejarah di Kota Surabaya seperti Tugu Pahlawan, Hotel Majapahit, Jembatan Merah, dan masih ada beberapa tempat bersejarah lainnya. Namun, kali ini berbeda, saya akan menelusuri salah satu jejak bersejarah yaitu jembatan petekan yang orang sedikit asing dengan jembatan petekan ini karena lokasinya sangat jauh.

Yuk, simak jelajahan ini!


Ferwerda Brug adalah muasal dari Jembatan Petekan yang dibangun pada tahun 1939 oleh pemerintah kolonial Belanda bekerjasama dengan N.V Bratt &Co, yang saat ini bernama PT. Bharata Metal Work and Engineering. 

Jembatan Petekan dirakit diatas Kali Mas di lokasi Bataviaweg yang sekarang beranama Jl. Jakarta yang bertempat di sisi Surabaya Utara persis di antara sungai Kali Mas dan Selat Madura.

Jembatan Petekan sangat canggih pada zaman itu yang akan terbuka apabila ditekan, maka muncul sebutan "petekan" yang diadopsi dari Bahasa Jawa sehingga lahirlah nama Jembatan Petekan. Unik juga ya.


Dalam kontrolnya, jembatan ini dioperasikan menggunakan mesin yang diletakkan di dalam kedua tiang yang cukup tebal. Mesin dengan 2(dua) tuas untuk menaikkan dan menurunkan jembatan apabila ada masuk keluarnya kapal yang akan berlintas di perairan Kali Mas.

Jembatan ini merupakan jembatan yang cukup canggih pada saat itu dan mengambil peran besar dalam menggerakan roda ekonomi Kota Surabaya. Tidak hanya itu, daerah sekitar jembatan petekan pun mendapatkan imbas positif dari ramainya kapal yang singgah di jembatan yang mengakibatkan dampak baik dalam perdagangan yang semakin luas.


Gambar diatas diambil dengan berdiri di atas jembatan Kali Mas, saat melihat dari kejauhan, membuat saya takjub dan membayangkan bagaimana Jembatan Petekan ini dioperasikan dengan kecanggihan di zaman itu bisa membangun jembatan yang begitu besar yang memiliki manfaat yang luar biasa untuk Kota Pahlawan ini.

Pada zaman penjajahan Belanda, Jembatan Petekan ini difungsikan untuk mengontrol keluar masuknya kapal-kapal dari Selat Madura kearah pusat kota. Lokasinya yang sangat strategis membuat jembatan ini pada peristiwa pertempuran 10 November 1945 juga dijadikan titik kunci untuk menahan serangan tentara Sekutu. Arek-arek Suroboyo berupaya mempertahan wilayah ini sebagai basis pertahanan timur Surabaya.


Pada tahun 2009 Jembatan Petekan telah resmi menjadi bangunan Cagar Budaya pada masa pemerintahan Bambang Dwi Hartono.

Hal ini sesuai dengan surat keputusan Wali Kota Surabaya berjudul Bangunan Cagar Budaya Ferwedarbrug/Jembatan Petekan. Konstruksi Jembatan Peninggalan Kolonial sebagai Penunjang Kawasan Kota Lama.

Sesuai Surat Keputusan Wali Kota Surabaya 188.45/004/402.1.04/1998 nomor urut 47 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Tahun 2009.


Bagi traveler yang ingin berkunjung ke lokasi ini, tidak perlu sulit, untuk kamu yang bertempat tinggal di Surabaya ataupun bukan, cukup menyalakan smart phone kamu, lalu mencari lokasi ini melalui Google Maps dengan kata kunci "Jembatan Petekan", bagi kamu yang kurang suka mencari lokasi melalui smart phone, cukup menuju ke Surabaya Utara dengan mencari alamat Jl. Jakarta No.2, Perak Timur. Gampang, kan?

Ingat, bila akan mengunjungi tempat ini, kamu harus berhati-hati ya, karena lokasi Cagar Budaya ini cukup ramai yang selalu dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar.


Setelah melakukan perjalanan menuju Jembatan Petekan dan banyak menjumpai berbagai Cagar Budaya di Surabaya. Aku pun dapat menyimpulkan bagaimana Pemerintah Surabaya mengelola Cagar Budaya dengan rasa bangga, agar kelak tidak hanya kita saja yang dapat merasakan dan mengetahui nilai histori dari peninggalan-peninggalan sang legenda, tetapi anak cucu kita kelak dapat pula merasakan dan mengetahui nilai histori nya.

Pembelajaran dari perjalanan ini sangat banyak saya rasakan, karena suatu perjalanan tentu akan memberikan arti dan cerita tersendiri apalagi perjalanan yang mengingatkan kita pentingnya mengetahui sebuah sejarah dari tempat kita lahir tumbuh dan berkembang.

Ada sebuah istilah yang selalu saya ingat, ketika memeperingati Hari Pahlawan yaitu “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menghormati jasa pahlawannya.” Begitulah kata Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno.

Selayaknya sebuah histori tempat yang saya kunjungi yang menjadi saksi bagaimana para pejuang dulu pada 10 November 1945 mempertahankan barisan juangnya melawan sekutu dengan berjuang demi Bangsa ini, berjuang demi Kemerdekaan.

Jika kita sendiri tidak ingin tau akan pentingnya sebuah nilai sejarah, sangatlah merugi. Dari sejarah itulah kita dapat belajar dari semangat mereka para Pahlawan untuk memerdekakan Negara Indonesia. Bagaimana para pahlawan tersebut rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan mempertahankan negara ini.

Mulailah menjadi pahlawan dengan kontribusi nyata bagi diri sendiri, keluarga, dan sekitar. Ajaklah banyak orang menjadi pahlawan karena menjadi pahlawan tidak melulu hanya dengan pertarungan, namun menjadi pahlawan bisa pula dalam wujud mejadikan negeri kita lebih damai, adil, jujur, dan sejatehra bagi semua golongan.

Selamat hari pahlawan para Pejuang 10 November 1945, saatnya kami yang melanjutkan tugas mu dengan tidak pernah lelah dan letih untuk selalu berusaha dan berjuang menjadi Pahlawan demi kebaikan semua, MERDEKA!

#JelajahCagarBudayaSurabaya #BanggaSurabaya 











2 komentar:

KA Pamungkas mengatakan...

Jadi kalo kawasan kalimas ini ditata lagi dan jembatannya difungsikan juga, pasti keren kali ya. Hehehe.. SIppp...

life is te way mengatakan...

@KA Pamungkas : Benar sekali, apabila kawasan Kali Mas dan jembatannya ditata dan difungsikan kembali maka kawasan tersebut akan semakin keren dan tentunya akan menarik wisatawan untuk tau lebih banyak tentang sejarah dari jembatan Petekan ini, maka berimbas pada nilai sejarah dari Jembatan tersebut yang semakin terlestarikan

Posting Komentar